Pemerintah dan Toyota Bahas Mobil Hybrid


Jakarta, Pemerintah mengaku sedang berkonsolidasi dengan Toyota terkait taktik untuk memasarkan mobil hybrid di Indonesia. Keduanya sepakat untuk terus melakukan edukasi pada masyarakat terkait keuntungan mengaplikasi teknologi hybrid.


"Intinya kebutuhan dan teknologi otomotif itu kan dinamis dan berkembang. Kebutuhan untuk low emission dan hemat bahan bakar itu kan ada," ungkap Dirjen Industri Unggul Berbasis Teknologi Tinggi Kementerian Perindustrian Budi Darmadi di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (15/5/2012).

"Reduksi emisi itu diantaranya bisa melalui penghematan bahan bakar. Kalau kita lihat, itu banyak sekali teknologinya (yang bisa menghemat bahan bakar). Pertama hybrid, lalu fuel cell atau hidrogen, lalu electric car lalu advance diesel, lalu bio fuel," imbuhnya.

"Tadi kita diskusi, penegasan dari Pak Menteri untuk mencoba mengakomodir teknologi yang bisa mengurangi emisi dan penghematan bahan bakar. Untuk teknologi itu masuk masyarakat harus di educate, kita sebut penetresi pasar, tes pasar," tandasnya.

Seperti diketahui Pemerintah dan Toyota dalam sebulan belakangan tampak mesra ketika membahas masalah masa depan mobil hybrid di Indonesia. Pemerintah tercatat bertemu dengan Toyota secara resmi sudah dua kali dalam 1 bulan ini yakni di tanggal 9 Mei di Istana Negara dan sore ini di Kementerian Perindustrian.

Bila pada pertemuan pertama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan direksi Astra Internasional untuk membicarakan hal itu, di pertemuan kedua pembicaraan sudah spesifik ke pihak-pihak yang terlibat langsung yakni antara Kementerian Perindustrian, PT Toyota-Astra Motor (TAM) dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

"Kita hanya konsolidasi, penyamaan persepsi. Kita open apa yang mau dikembangin. Kalau untuk komersialisasi yang paling jauh mungkin fuel cell. Yang paling dekat hybrid, advanced diesel," tandasnya.

Dalam dua pertemuan tersebut, kedua pihak mengaku belum membahas masalah insentif yang mungkin diberikan bagi mobil hybrid agar peredaran mobil ramah lingkungan ini makin meluas di masyarakat.

"Belum, belum ada pembicaraan ke sana," jawab Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) Johnny Darmawan.

Budi Darmadi menjelaskan kalau insentif untuk mereduksi harga mobil hybrid memang sangat mungkin dilakukan. Tapi hingga saat ini mereka berdua belum membahas hal tersebut.

"Sekarang (harga mobil hybrid) 50 persen lebih mahal. Kalau itu bisa kita introduce dengan mass production itu bisa diturunkan. Kita mau bergerak ke arah situ. Tentu itu harus ada rewardnya, insentif. Tapi tadi belum berbicara angka atau jenis insentifnya," elak Budi.

0 Response to "Pemerintah dan Toyota Bahas Mobil Hybrid"

Post a Comment

Formulir Kontak

Name

Email *

Message *